Kayangan Api berasal dari jaman Majapahit yakni dari empu pembuat keris,tumbak, cundrik, dan lain-lain bernama Empu Supa/ Mbah Kriyo. Empu Supa bertapa di kawasan hutan yang diyakini merupaan bagian dari kompleks kayangan api sekarang ini, ia membuat pusaka keris yang dinamakan " Jangkug Luk Telu Blong Pok Gonjo" yang di tempa api secara terus menerus yang keluar dari bawah tanah di area hutan tersebut. ketika malam hari dipercaya bahwa api yang muncul dari tanah itu enyerupai keris Empu Supa. Pada jaman ddahulu apai keramat ini sering digunakan sebagai bahan upacara jumeneng ngarsodalem dari Hamengku Buwono X. dan untuk mengambil api tersebut diyakini harus melalui satu prasyarat yakni selamatan/wilujengan dan tayuban dengan menggunakan gending eling- eling, wani-wani dan gunungsari. untuk menuju lokasi wisata Kayangan Api dapat ditempuh melalui kota Bojonegoro ke arah Selatan sejauh kurang lebih 15 Kilometer. selain dijadikan obyek wisata alam, Kayangan api juga dijadikan upacara penting hari jadi kota Bojonegoro, Ruwatan Massal, Nyadran, dll.
Wisatawan yang datang ke Kayangan Api bukan hanya dari dalam negeri namun wisatawan luar negeri pun sudah banyak yang menginjakan kaki di kayangan apai Bojonegoro. menurut masyarakat setempat kayangan api merupakan petilasan jalan menuju kayangan, hingga saat ini tempat wisata alam yang ada di tengah hutan jati ini masih meninggalkan misteri karena selain mengeluarkan semburan api yang tidak membahayakan lingkungan yang sangat luas belum tereksplorasi secara total tempat tersebut diyakini juga oleh masyarakat setempat adalah tempat yang sangat sakral dan belum terjamah oleh manusia pada umumnya.