Nama Asli Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto Lahir di Tuban 4 November 1925 sejak lahir hingga gugurnya almarhum mengalami 3 jaman yaitu jaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Jaman Kemerdekaan RI. Seorang perwira yang landasan moral pengetahuan militer yang pertama di dapat dari Perwira PETA di Bogor Jawa Barat. dan Tahun 1944 dengan seragam hijau berpangkat SHO DANCO. Sebagai Modal pertama/landasan disiplin militer yang kuat untuk melawan penjajah di kala itu. Lettu Soejitno mengikuti perkembangan Organisasi angkatan darat mulai dari BKR, TKR, TRI dan Kemudian ABRI. Hari Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 dan proses perjuangan panjang cita-cita luhur warga bojonegoro saat itu merupakan cikal bakal berdirinya patung di tengah alun-alun kota Bojonegoro sebagai bentuk penghormatan terakhir bagi beliau. Lettu Soejitno mempertahankan Kota Bojonegoro dari serangan musuh dalam hal ini penjajah yang menyerang kota Bojonegoro sehingga menyebabkan beliau gugur di medan pertempuran tanggal 15 Januari 1949 jam 4 Sore.
Kini jasad Lettu Soejitno telah tiada lagi namun semangat juang beliau selalu ada dan tak kunjung padam jasa beliau menghadapi jepang kala itu melucuti senjata jepang dan ikut bergabung di pertempuran Front Surabaya menghadapi kolonial Belanda, NICA/GURKHA, dan menghadapi pemberontakan G 30 S PKI yang gugur di awal tahun 1949. beliau gugur di sekitar desa Mulyoagung Kecamatan Kota Bojonegoro mengalami luka yang sangat berat. Condro Sangkala untuk mengenang gugurya pahlawan Lettu Soejitno pada tahun 1949 disebut Noto Putro Pejah Ngabekti yang artinya bertekad satu berbakti, berjuang, dan berkorban jiwa raga demi keselamatan Nusa dan Bangsa Republik Indonesia
Sumber: Sejarah Kota Bojonegoro